Membangun Jiwa Kepemimpinan yang Berintegritas pada Mahasiswa



Identitas mahasiswa sebagai agent of change masih kental terasa. Dengan peran mahasiswa sebagai penerus, pembangun, dan calon pemimpin masa depan yang akan menjadi ujung tombak mengelola bangsa ini. Artinya, mahasiswa sebagai agen dari suatu perubahan merupakan bagian dari perubahan segi akademis dan juga pembangun bangsa untuk lebih maju kedepannya.
            Saat ini karakter mahasiswa yang dibutuhkan adalah bukan sekedar mahasiswa yang pintar dalam akademisnya saja, tetapi juga yang pandai berbicara, profesional dalam kehidupan, kemudian senantiasa kontrbutif terhadap lingkungan sekitarnya. Untuk menggapai karakter yang di atas tidaklah mudah. Mahasiswa memerlukan konsep dan tindakan nyata untuk membangun sikap demi mencapai itu semua. Beberapa diantaranya yaitu (1) membangun jiwa kepemimpinan; (2) menjadi orang yang berintegritas; dan (3) membangun integritas kepemimpinan. Dengan menggunakan ketiga konsep tersebut, mahasiswa diharapkan mampu menjalankan perannya sebagai penerus, pembangun, dan calon pemimpin masa depan yang baik.
1.      Membangun Jiwa Kepemimpinan
            Didefinisikan oleh Stoner, Freeman dan Gilbert (1995), Kepemimpinan adalah proses dalam mengarahkan dan memengaruhi para anggota dalam hal berbagai aktivitas yang harus dilakukan. Pemimpin dapat didefinisikan sebagai seseorang yang memiliki kemampuan untuk memengarui perilaku orang lain tanpa menggunakan kekuatan, sehingga orang-orang yang dipimpinnya menerima dirinya sebagai sosok yang layak memimpin mereka.
            Kepemimpinan merupakan suatu perilaku yang utuh, konsisten, komitmen dari seorang pemimpin dalam perkataan sama dengan tindakannya, memiliki kemampuan dan sistem nilai yang dianutnya, yang ditampakkan dalam sikap hidupnya sehari-hari dimanapun ia berada dan dengan siapapun, terutama dalam tugas dan fungsinya sebagai pimpinan.
            Kepemimpinan itu dikembangkanbukan ditemukan. Orang yang terlahir sebagai pimpinan sejati akan selalu menonjol, tetapi untuk tetap konsisten, karakteristik kepemimpinan alamiah haruslah dikembangkan. Menurut John Maxwell dalam bukunya Mengembangkan Kepemimpinan bahwa : “Kepemimpinan optimal adalah hasil pelatihan, bukan dilahirkan. Harus diraih , bukan diberikan.”
            Dijelaskan oleh Ngalim Purwanto bahwa : “Kepemimpinan sebagai sekumpulan dari serangkaian kemampuan dan sifat kepribadian yang dijadikan sebagai sarana untuk meyakinkan orang lain agar mau melaksanakan tugas secara sukarela”. Berdasarkan pendapat dari para ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa kepemimpinan dipandang sebagai suatu kemampuan dan sifat-sifat kepribadian yang dimiliki oleh seseorang untuk mempengaruhi orang lain dalam mencapai tujuan yang sudah ditentukan.
            Bakat kepemimpinan itu sebenarnya tidaklah dilahirkan. Bakat tersebut muncul melalui keterampilan yang terus-menerus diasah dan dikembangkan. Semua didapat melalui latihan-latihan yang memakan waktu cukup lama.
            Banyak cara yang bisa dilakukan untuk mengembangkan dan melatih jiwa kepemimpinan kita. Misalnya, mengikuti organisasi kampus atau UKM (Unit Kegiatan Mahasiswa). Dengan mengikuti organisasi, kita bisa mengasah kemampuan berkomunikasi, berdiskusi, dan berinteraksi. Selain itu kita juga dapat membentuk pola pikir yang lebih baik. Namun rasa malas juga mempengaruhi banyak mahasiswa untuk tidak berorganisasi, beberapa diantara mereka mengatakan berorganisasi hanya banyak menguras tenaga, bahkan ada yang berpendapat bahwa berorganisasi hanya membuang-buang waktu saja.
            Semua tergantung pada pribadi masing-masing. Mau dilihat dari segi positifnya kah atau negatifnya. Padahal jika rasakan, organisasi banyak memberikan nilai-nilai yang positif dibandingkan negatifnya. Contohnya, berorganisasi sangat membantu mahasiswa dalam membangun soft skill seperti jiwa kepemimpinan untuk persiapan dunia pasca sarjana.
2.      Menjadi Orang yang Berintegritas
            Salah satu kualitas dan karakteristik yang diperlukan dalam kepemimpinan adalah Integritas. Intergritas dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), diartikan sebagai mutu, sifat atau keadaan yang menunjukkan kesatuan potensi yang utuh sehingga memiliki potensi dan kemampuan yang memancarkan kewibawaan. Definisi integritas sendiri, menurut para ahli adalah konsistensi dan keteguhan yang tak tergoyahkan dalam menjunjung tinggi nilai-nilai luhur dan keyakinan. Menurut Sthepen R. Covey, ”Integritas berarti kita melakukan apa yang kita lakukan karena hal tersebut benar dan bukan karena sedang digandrungi orang atau sesuai dengan tata krama. Gaya hidup, yang tidak tunduk kepada godaan yang memikat dari sikap moral yang mudah, akan selalu menang."
            Integritas juga bisa memiliki arti lebih umum dalam percakapan sehari-hari. Kita menggunakannya untuk menggambarkan kualitas yang berhubungan dengan kebenaran dan moralitas. Integritas mengandung arti bahwa kita adalah orang yang ‘lurus’, jujur dan tulus. Kita bisa dipercayai karena adanya konsistensi kata, sifat dan tindakan. Inilah wujud luar dari integritas yang tertanam dalam batin.
            Mahasiswa yang berintegritas berarti berkarakter, berprinsip serta konsisten di dalam menjalankan kehidupan. Akan tetapi, masih banyak ditemukan sikap inkonsistensi yang ditunjukkan oleh mahasiswa itu sendiri. Seperti contoh berikut; bentuk inkonsistensi yang paling sering ditemukan adalah menunda-nunda atau malas untuk membuat tugas kuliah.
            Bagi sebagian mahasiswa, melakukan rutinitas perkuliahan kadangkala terasa membosankan. Selama mahasiswa menganggap kuliah sebagai beban. Maka kuliah akan terasa berat dijalani. Sehingga pada akhirnya mahasiswa akan bermalas-malasan dalam menjalankan aktivitasnya. Untuk itu perlu adanya niat dan konsistensi pada seorang mahasiswa agar supaya dapat menjadi mahasiswa yang berprinsip dan terhindar dari sikap inkonsistensi.
3.      Membangun integritas kepemimpinan
            Membangun integritas kepemimpinan merupakan bentuk konsisten menumbuhkan dan menunjukkan keteladanan dalam mempengaruhi orang lain berarti memberikan daya dorong untuk memotivasi dirinya dalam membangun integritas, yang secara tak langsung mendorong orang lain untuk memahami secara mendalam prinsip dalam menumbuh kembangkan integritas yang kita sebut dengan sikap berprinsip.
            Pemimpin dengan integritas adalah seorang yang mempunyai kepribadian utuh dalam kata dan perbuatan. Sebagaimana perilakunya di depan umum, begitulah kenyataan kehidupannya. Sebagai seorang pemimpin, ia selalu melakukan apa yang dikatakannya dan mengatakan apa yang dilakukannya.
            Integritas adalah modal utama seorang pemimpin, namun sekaligus modal yang paling jarang dimiliki oleh pemimpin. Integritas ialah keadaan dimana sesuatu sama dan lengkap dalam suatu kesatuan. Artinya : “Kata-kata saya sesuai dengan perbuatan saya, kapanpun dan dimanapun saya berada”. Orang yang berintegritas ialah orang yang punya prinsip, orang yang memiliki kepribadian yang teguh dan mempertahankannya dengan konsisten.
            Integritas berhubungan dengan dedikasi atau pengerahan segala daya dan upaya untuk mencapai satu tujuan. Integritas ini yang menjaga seseorang supaya tidak keluar dari jalurnya dalam mencapai sesuatu. Seorang pemimpin yang berintegritas, tidak akan mudah korupsi atau memperkaya diri dengan menyalahgunakan wewenang. Seorang pengusaha yang berintegritas tidak akan menghalalkan segala cara supaya usahanya lancar dan mendapatkan keuntungan tinggi. Singkatnya, orang yang memiliki integritas tetap terjaga dari hal-hal yang merugikan serta menyimpang dari tujuan mulia.
            Menurut  Dwight Eisenhower : “Untuk menjadi pemimpin, seseorang harus memiliki pengikut. Dan untuk memiliki pengikut, seseorang harus memiliki rasa percaya. Tetapi syarat terutama bagi seorang pemimpin adalah integritas”.
            Berdasarkan pendapat beberapa ahli tentang integritas, maka dapat disimpulkan bahwa: Integritas dalam kepemimpinan adalah Suatu perilaku yang utuh, konsisten, komitmen dari seorang pemimpin dalam perkataan sama dengan tindakannya, memiliki kemampuan dan sistem nilai yang dianutnya, yang ditampakkan dalam sikap hidupnya sehari-hari dimanapun ia berada dan dengan siapapun terutama dalam tugas dan fungsinya sebagai pimpinan.
            Untuk dapat mengembangkan integritas kepemimpinan berikut adalah strategi atau langkah-langkah untuk mencapainya:
1). Hargai kolega atau orang-orang disekeliling. Bangun kepercayaan antar individu dan ciptakan keharmonisan.
2). Perkuat nilai-nilai bersama. Ciptakan komunikasi yang memiliki kebanggaan tertentu  dan temukan dasar-dasar pijakan bersama.
3). Kembangkan kemampuan atau keterampilan seorang pemimpin. Berdayakan orang lain sampai kepuncak karir dan kembangkan kepemimpinan setiap orang.
4). Kembangkan pelayanan. Jadikan diri anda contoh nyata. Mudah dicari dan mudah diajak bicara. Kembangkan sistem dan prosedur kerja.
5). Pertahankan dan bahkan tingkatkan faktor kepercayaan yang anda miliki, bersikap optimistis, antusias dan tunjukkan semangat dan kecintaan pada bawahan, tunjukkan bahwa anda layak dipercaya.
            Strategi ini dapat dicapai, apabila seorang pimpinan mau bekerja keras dan berkorban untuk menggapainya. Tidak ada kesuksesan yang tidak membutuhkan pengorbanan.
Kesimpulan
            Peran mahasiswa tidak bisa lepas dari pembangunan dan peranannya yang penting. Dalam peranannya untuk pembangunan masa depan atau penentu masa depan bangsa, diharapkan mahasiswa mampu dan sanggung untuk memberikan perubahan dan pembangunan bangsa.
            Untuk itu, kita sebagai generasi muda, hendaknya menjadi orang-orang yang jujur, berkararter, dan menjunjung tinggi konsistensi. Agar nantinya kita dapat menjadi pemimpin yang amanah dan berintegritas tinggi untuk bangsa.

DAFTAR PUSTAKA
1.          Jonathan Lamb, Integritas - Jakarta : Perkantas – Divisi Literatur, 2008
2.          John C. Maxwell, Mengembangkan Kepemimpinan Di Dalam Diri Anda. Jakarta : Binarupa Aksara,1995
3.          Em Zul Fajri & Ratu Aprilia Senja, Kamus Lengkap Bahasa Indonesia - Difa Publisher
4.          Jhon C Maxwell, Mengembangkan Kepemimpinan di sekitar anda , PT Mitra Media, 2001.
5.          Dr. Danny Lasut, MBA, Lima Pola Kepemimpinan Rohani , Total Mega Inovatif, 1998

CONVERSATION

0 komentar:

Posting Komentar

Back
to top